Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia

Pull and push factor migrasi telah menimbulkan penempatan baru suku bangsa Minangkabau yang diyakini ditemukan di Pulau sumatera yang semenjak tahun 1945 termasuk wilayah republik Indonesia. Migrasi merupakan pilihan hidup dengan konsekuensi-konsekuensi yang mesti dihadapi. Di antara konsekuensi i...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Hermayulis, Hernadewita, Hardian, Frengki
Format: Article
Language:English
Published: Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia 2016
Online Access:http://journalarticle.ukm.my/10896/
http://journalarticle.ukm.my/10896/
http://journalarticle.ukm.my/10896/1/IMAN-2016-0401-01.pdf
id ukm-10896
recordtype eprints
spelling ukm-108962017-10-31T00:34:59Z http://journalarticle.ukm.my/10896/ Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia Hermayulis, Hernadewita, Hardian, Frengki Pull and push factor migrasi telah menimbulkan penempatan baru suku bangsa Minangkabau yang diyakini ditemukan di Pulau sumatera yang semenjak tahun 1945 termasuk wilayah republik Indonesia. Migrasi merupakan pilihan hidup dengan konsekuensi-konsekuensi yang mesti dihadapi. Di antara konsekuensi itu adalah terjadinya transformasi nilainilai di daerah asal di penempatan baru. bila tidak ada transformasi nilai, maka nilai tersebut akan terbenam dan akan tinggal menjadi sejarah bila hal itu digali oleh generasi yang akan datang. Persoalan yang dihadapi adalah generasi yang tidak mewarisi nilai-nilai budayanya akan menjadi generasi yang tercerabut dari akar budayanya. Akibat lanjutnya adalah akan timbul generasi yang kehilangan identitas. Untuk itu tulisan ini mengemukakan bagaimana transformasi nilai-nilai pada sistem kekerabatan Minangkabau yang menjadi identitas bagi masyarakat pendukung adat Perpatih di Negeri sembilan mengalami transformasi dan melalui proses akulturasi, sosialisasi dan enkulturasi. tulisan ini diangkat dari melakukan kajian melalui pengamatan dan diskusi-diskusi dengan masyarakat di Negeri sembilan. Daripada kajian ini diketahui bahawa Adat Perpatih diakui dan diupayakan untuk tetap dipertahankan sebagai identitas masyarakat di kerajaan Negeri sembilan. Upaya untuk mengekalkan Adat Perpatih diupayakan dengan berbagai cara, di antaranya melalui diskusi-diskusi, tulisan-tulisan, pada berbagai upacara adat, pada acara-acara penting seperti dalam upacara perkahwinan dan ada juga dengan tetap membina tali kekerabatan dengan kerabat di daerah asal walaupun sudah berbeda kewarganegaraan. Daripada kajian ini juga ditemukan bahawa migrasi menyebabkan terjadinya perubahan atau perbedaan sistem kekerabatan Matrilineal Minangkabau di Indonesia dengan di Malaysia. Perbedaan tersebut di antaranya didukung oleh adanya pilihan-pilihan yang dihadapi dalam proses transformasi nilai di daerah asal dalam penempatan baru. Nilai-nilai pada sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau semula di daerah asal terbagi atas dua iaitu koto Piliang di bawah Datuk ketemanggungan dan bodi Caniago di bawah Datuk Perpatih di transformasi menjadi adat temenggung dan Adat Perpatih. Adat Perpatih tetap mempertahankan tradisi pewarisan garis keturunan matrilineal yang menghuni dan dikukuhkan di penempatan baru Negeri sembilan dan ketemanggungan menjadi tradisi pewarisan garis keturunan patrilineal yang membuat penempatan di daerah kerajaan negeri lainnya di Malaysia. Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia 2016-01 Article PeerReviewed application/pdf en http://journalarticle.ukm.my/10896/1/IMAN-2016-0401-01.pdf Hermayulis, and Hernadewita, and Hardian, Frengki (2016) Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia. Jurnal Antarabangsa Alam dan Tamadun Melayu (Iman), 4 (1). pp. 3-14. ISSN 2289-1706 http://www.ukm.my/iman/jilid-4-bil-1/
repository_type Digital Repository
institution_category Local University
institution Universiti Kebangasaan Malaysia
building UKM Institutional Repository
collection Online Access
language English
description Pull and push factor migrasi telah menimbulkan penempatan baru suku bangsa Minangkabau yang diyakini ditemukan di Pulau sumatera yang semenjak tahun 1945 termasuk wilayah republik Indonesia. Migrasi merupakan pilihan hidup dengan konsekuensi-konsekuensi yang mesti dihadapi. Di antara konsekuensi itu adalah terjadinya transformasi nilainilai di daerah asal di penempatan baru. bila tidak ada transformasi nilai, maka nilai tersebut akan terbenam dan akan tinggal menjadi sejarah bila hal itu digali oleh generasi yang akan datang. Persoalan yang dihadapi adalah generasi yang tidak mewarisi nilai-nilai budayanya akan menjadi generasi yang tercerabut dari akar budayanya. Akibat lanjutnya adalah akan timbul generasi yang kehilangan identitas. Untuk itu tulisan ini mengemukakan bagaimana transformasi nilai-nilai pada sistem kekerabatan Minangkabau yang menjadi identitas bagi masyarakat pendukung adat Perpatih di Negeri sembilan mengalami transformasi dan melalui proses akulturasi, sosialisasi dan enkulturasi. tulisan ini diangkat dari melakukan kajian melalui pengamatan dan diskusi-diskusi dengan masyarakat di Negeri sembilan. Daripada kajian ini diketahui bahawa Adat Perpatih diakui dan diupayakan untuk tetap dipertahankan sebagai identitas masyarakat di kerajaan Negeri sembilan. Upaya untuk mengekalkan Adat Perpatih diupayakan dengan berbagai cara, di antaranya melalui diskusi-diskusi, tulisan-tulisan, pada berbagai upacara adat, pada acara-acara penting seperti dalam upacara perkahwinan dan ada juga dengan tetap membina tali kekerabatan dengan kerabat di daerah asal walaupun sudah berbeda kewarganegaraan. Daripada kajian ini juga ditemukan bahawa migrasi menyebabkan terjadinya perubahan atau perbedaan sistem kekerabatan Matrilineal Minangkabau di Indonesia dengan di Malaysia. Perbedaan tersebut di antaranya didukung oleh adanya pilihan-pilihan yang dihadapi dalam proses transformasi nilai di daerah asal dalam penempatan baru. Nilai-nilai pada sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau semula di daerah asal terbagi atas dua iaitu koto Piliang di bawah Datuk ketemanggungan dan bodi Caniago di bawah Datuk Perpatih di transformasi menjadi adat temenggung dan Adat Perpatih. Adat Perpatih tetap mempertahankan tradisi pewarisan garis keturunan matrilineal yang menghuni dan dikukuhkan di penempatan baru Negeri sembilan dan ketemanggungan menjadi tradisi pewarisan garis keturunan patrilineal yang membuat penempatan di daerah kerajaan negeri lainnya di Malaysia.
format Article
author Hermayulis,
Hernadewita,
Hardian, Frengki
spellingShingle Hermayulis,
Hernadewita,
Hardian, Frengki
Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
author_facet Hermayulis,
Hernadewita,
Hardian, Frengki
author_sort Hermayulis,
title Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
title_short Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
title_full Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
title_fullStr Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
title_full_unstemmed Transformasi nilai sistem matrilineal Minangkabau dalam penempatan masyarakat Minang di Negeri Sembilan, Malaysia
title_sort transformasi nilai sistem matrilineal minangkabau dalam penempatan masyarakat minang di negeri sembilan, malaysia
publisher Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia
publishDate 2016
url http://journalarticle.ukm.my/10896/
http://journalarticle.ukm.my/10896/
http://journalarticle.ukm.my/10896/1/IMAN-2016-0401-01.pdf
first_indexed 2023-09-18T19:58:46Z
last_indexed 2023-09-18T19:58:46Z
_version_ 1777406706832113664